Jenis dan Cara Berinvestasi Bagi Pemula

Jenis Investasi Berdasarkan Tujuannya

1. Investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek berlangsung antara kurang dari satu tahun hingga tiga tahun. Misalnya, seorang pemuda berusia 25 tahun berniat menikah dalam tiga tahun ke depan. Jadi dia membutuhkan dana segar untuk mengadakan pernikahan yang tidak murah. Mempertimbangkan kebutuhan itu, pemuda itu disarankan untuk berinvestasi dalam instrumen risiko rendah dalam arti bahwa ia memiliki fluktuasi nilai yang stabil, likuiditas tinggi sehingga mudah dikonversi dalam bentuk uang tunai, dan dapat menghasilkan pendapatan tetap. Beberapa instrumen yang direkomendasikan untuknya adalah deposito, reksadana pasar uang, atau sekuritas utang negara jangka pendek.

Bisakah, pemuda itu berinvestasi dalam saham untuk tujuan keuangan ini? Bisa, tapi tentu saja tidak disarankan. Alasan untuk saham adalah instrumen yang memiliki fluktuasi nilai tinggi dalam jangka pendek. Membeli saham sama dengan membeli bisnis, dan pertumbuhan bisnis tentu tidak dapat dinilai hanya dalam waktu singkat.

2. Investasi jangka menengah

Ketika seseorang memiliki tujuan keuangan antara 3 hingga 10 tahun, ini dapat disebut investasi jangka menengah. Sebut saja, dalam lima tahun ke depan, Tuan Budi harus mendaftarkan putranya ke universitas terkenal di Jakarta. Kemudian Tn. Budi membutuhkan dana yang cukup besar untuk membayar uang dasar dan semester I. Mempertimbangkan kebutuhan dana selama lima tahun, Mr. Budi dapat memilih instrumen dengan risiko yang sedikit lebih tinggi daripada deposito, reksadana pasar uang, atau sekuritas utang negara, dengan harapan mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi. Instrumen yang dimaksud adalah dana pendapatan tetap (obligasi), obligasi swasta, reksa dana campuran.

3. Investasi jangka panjang

Ketika tujuan investasi lebih dari 10 tahun, investasi ini termasuk dalam kategori investasi jangka panjang. Tujuan investasi dapat dalam bentuk biaya pendidikan anak -anak, biaya pengorganisasian pernikahan anak, pembelian aset untuk anak -anak dan cucu, dan dana pensiun. Semakin lama periode investasi, semakin fleksibel seseorang memilih instrumen. Mereka dapat memilih instrumen dengan risiko rendah, sedang, tinggi, atau instrumen yang tidak dapat dikonversi dengan cepat.

Baca Juga  3 Investasi Yang Bisa Anda Coba 2022 Buat Masa Depan

Beberapa instrumen yang dapat dipilih untuk investasi jangka panjang termasuk logam mulia, saham reksadana, saham, ke properti.

Bagaimana Cara Berinvestasi

Tidak sulit untuk berinvestasi, mengingat bahwa di era digital seperti saat ini, informasi tentang instrumen investasi atau riset pasar sangat mudah diperoleh. Namun, investasi tentu tidak dapat dilakukan dengan sembarangan.

Berikut adalah cara yang baik untuk berinvestasi, untuk mewujudkan tujuan keuangan kami.

1. Pastikan kami sehat secara finansial

Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memiliki dana darurat yang ideal dan memiliki perlindungan keuangan dengan memiliki asuransi atau asuransi kesehatan. Merencanakan keuangan untuk masa depan sangat penting. Tetapi tidak pernah meremehkan hal -hal yang menjadi perhatian dan prioritas saat ini.

2. Tentukan tujuan terlebih dahulu

Ketahui tujuan keuangan yang harus dicapai dalam berbagai periode. Sebut saja untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tanpa tujuan yang jelas, proses investasi akan lebih rendah. Setelah menentukan tujuan, juga tentukan perlunya dana untuk mewujudkannya. Kita dapat memulai proses investasi setelah memahami kebutuhan pendanaan.

3. Kenali profil risikonya

Setiap instrumen investasi memiliki karakteristik investasi yang berbeda, dan setiap investor juga memiliki profil risiko yang berbeda. Profil risiko tergantung pada kemampuan dan kemauan seseorang untuk mentolerir risiko investasi. Investor konservatif cenderung menghindari instrumen dengan volatilitas tinggi, dan investor agresif berani mengambil risiko karena mereka menginginkan hasil tinggi.

Profil risiko tentu saja dapat berubah ketika pemahaman seseorang tentang investasi mulai meningkat. Peningkatan pemahaman akan berinvestasi akan meningkatkan kemampuan untuk mentolerir risiko.

4. Kenali risiko investasi sistematis dan non-sistematis

Jika profil risiko memiliki tolok ukur dalam bentuk kondisi psikologis investor, ada juga risiko investasi yang tidak boleh lepas dari investor. Dalam investasi, ada dua jenis risiko, yaitu sistematis dan non-sistematis. Sistematik adalah risiko yang sama sekali tidak dapat dihindari dan terdiversifikasi, dan menyerang semua jenis instrumen. Risiko ini dapat berupa risiko pasar, perubahan suku bunga, dan inflasi. Sementara itu, risiko non-sistemik dinyatakan sebagai risiko yang masih dapat dihindari dengan mendiversifikasi instrumen investasi. Risiko ini termasuk, risiko bisnis, risiko likuiditas, dan risiko tuntutan hukum.

Baca Juga  5 Kiat Berinvestasi Selama Resesi

Itulah hal -hal yang harus diketahui sebelum memasuki investasi. Pastikan Anda sudah mengetahui jenis, risiko, untuk berinvestasi dengan cara yang baik sehingga tujuan keuangan kita dapat dicapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *